NURANI kebangsaan mendorong Joko Widodo dan kawan-kawannya dalam Koalisi Indonesia Maju memilih model penyelesaian politik yang menyatukan seluruh elemen bangsa
Nama itu diumumkan Prabowo dalam pidato politiknya di acara HUT ke-25 Partai Amanat Nasional (PAN) di Hotel Sultan, Jakarta pada Senin, (28/8).
Soal nama KIM atau Koalisi Indonesia Maju, saya kira sudah tepat memilih nama koalisi ini. Identifikasi koalisi dengan pemerintahan Presiden Jokowi merupakan langkah politik yang tepat untuk menegaskan bahwa koalisi ini merupakan penerus atau pelanjut kepemimpinan Presiden Jokowi.
Koalisi ini justru semakin besar, justru semakin maksimal, dan tidak sedikit pun mengurangi hak Gus Muhaimin dan PKB untuk ikut menentukan Cawapres.
Pernah ada jejak sejarah PAN, Gerindra, dan Partai Demokrat bergabung di pemilu presiden beberapa pemilu yang lalu kan.
Apabila digabung dengan partai politik lain di KIM maka akan memperbesar basis konstituen serta menambah suara.
Partai Amanat Nasional merasa senang, gembira, haru, dan bersyukur kepada Allah Swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena Partai Demokrat menyatakan siap sedia bekerjasama, bergabung, dan berjuang bersama-sama di KIM.
Pada kesempatan itu, Ketum AHY juga menitipkan agenda perubahan dan perbaikan yang diusung Partai Demokrat.
Bergabungnya Partai Demokrat ke koalisi (pendukung) Prabowo adalah hal yang tidak mengejutkan sama sekali. Sebab, dalam dua pilpres sebelumnya (2014 dan 2019), Partai Demokrat juga selalu mendukung Prabowo.
Begitu MTP (Majelis Tinggi Partai) kemarin selesai mengambil keputusannya, Mas AHY sebagai Ketum yang punya hubungan sangat baik dengan Mbak Puan mengirim pesan dan pamit.